Senaraidi bawah ini mungkin membantu anda mengenali cara lelaki memikat seorang wanita yang disukainya. 1. Kaum lelaki lazimnya cuba memiimage via Rindu adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa ingin bertemu. Rasa rindu ini sudah biasa muncul setiap hari, baik rindu seorang anak kepada orang tua, orang tua kepada anak maupun rindu kepada sang kekasih. Rindu adalah hal yang manusiawi bagi seseorang. Hal ini dianggap sebagai hal yang wajar untuk mengekspresikan isi hati. Zaman dahulu untuk meluapkan rasa rindu harus bersapa dengan mengirimkan surat. Apalagi jika jarak semakin jauh, maka menunggu balasan surat akan membuat seseorang semakin rindu. Dalam surat rindu biasanya bertuliskan puisi rindu yang sangat menyentuh hati. Membuat orang yang membacanya ingin segera berjumpa walaupun hanya sekejap mata. Namun, saat ini untuk mengutarakan kerinduan sangatlah mudah. Orang bisa mudah melepas rindu dengan menelepon, sms atau mengirimkan email. Ya, berkembangan memang mengubah jalan seseorang dalam menyampaikan rindu. Namun, perkembangan zaman tidak akan pernah bisa mengubah rasa rindu itu sejauh apapun jarak memisahkan. Bagi Kamu yang sedang rindu, entah dengan orang tua atau kekasih, sampaikan rindu tersebut dengan puisi rindu. Dengan menggunakan puisi, seseorang bisa mencurahkan semua yang ada di hati dengan bebas. Dengan puisi rindu, maka Kamu bisa melupakan rasa rindu dengan menorehkan kata-kata yang indah untuk sang pembaca. Tujuannya adalah agar sang pembaca bisa merasakan rindu yang Kamu rasakan. Kumpulan Puisi Rindu Nah, untuk Kamu yang bingung dalam membuat puisi rindu, kali ini akan diberikan beberapa contoh puisi rindu yang melegakan. Sebuah kata yang bisa mengungkapkan sejuta harapan di dalam dada. Mau tahu seperti apa puisi ini? berikut adalah selengkapnya. 1. Sajak Pena Temani Rinduku Ku ayunkan penaku di selembar kertas Kutuliskan bait demi bait keluh kesahku Ungkapan rasa rinduku untuk bertemu Kita memang terpisahkan oleh jarak dan waktu Terpisah karena perjuangan Terpisahkan oleh penantian Rinduku teramat besar Sebesar cintaku padamu Namun aku mampu untuk bertahan Karena rindu ini akan mekar pada waktunya Biarkan rindu ini semakin menggebu Agar dipertemukan kita nanti Biarkan rinduku dan rindumu bersatu Penuh cinta Penuh kasih sayang Penuh kebahagiaan Dan abadi selamanya Biarkan kali ini rinduku Bersama dengan sajak penaku 2. Bulan, Sedang Apa dia? Ku tatap rembulan di malam itu Indah, sangat indah Cahayanya sangat terang Membuatku teringat akan canda dan tawamu Teringat dengan senyum polos di bibir itu Mata yang berbinar memancarkan cinta Untaian kata lembut yang kudengar setiap harinya Kalimatmu yang berisik Aku rindu semua itu Aku rindu padamu Bulan, sedang apa dia? Apakah dia merindukanku juga? Apakah dia baik-baik saja? Jarak kita memang sangat jauh Bahkan, aku mungkin tidak bisa menggapaimu lagi Namun, ijinkan aku untuk merindumu Menerka kabar dan kehadiranmu di malam ini Selamat malam kasih, sampai bertemu di mimpi 3. Salam rindu untuk dia Tuhan…. Rindu ini menyakitkan tuhan Apakah aku pantas untuk memiliki rindu ini? Apakah aku pantas memiliki rindu untuk dia? Gerimis melanda hati Tak sanggup lagi aku harus menanti Rindu ini terlalu menyakitkan Sedangkan jarak kita semakin panjang Kau juga semakin jauh Dan aku terus tertinggal Akankah rindu ini bisa bersatu? Merajut asa untuk kita kembali bertemu? Mengukir masa depan yang kita citakan? Ataukah mungkin ini hanya menjadi sebuah kenangan menyakitkan? Entahlah Aku tak tahu Yang perlu kulakukan hanya terus merindu Meskip rindumu kini Bukan lagi untukku Jarak kita memang panjang Tapi hatiku selalu di sisimu Kuharap engkau pun begitu Memiliki rindu yang masih menggebu untukku Sebuah rindu yang akan mekar nanti Sampai kita bertemu nanti Tuhan… Sampaikan rindu ini untuk dia Sampaikan dan pertemukan rindu ini kembali Agar rinduku dan rindunya bisa bertemu kembali 4. Sayang, aku rindu Sayang Aku rindu Sayang Rinduku sangat besar Sayang Kapan kita berjumpa Sayang Akankah kita bisa bersama Sayang Aku rindu Rasa ingin bertemu ini begitu menggebu Rasa ingin berjumpa Memadu kasih Merangkai cerita bahagia Sayang Kapan kau akan pulang? Akankah kau rasakan rindu yang sama? Ataukah hanya aku di sini yang merindu? Sayang Aku rindu Sapalah rinduku ini Rindu tulus untuk bertemu Rindu seorang istri Kepada suami yang sedang mengabdi pada negeri 5. Salam Rindu Dari Sudut Kota Dingin Angin malam ini terasa sangat dingin Sama halnya dengan diriku yang sendirian di sudut kota ini Menanti jawaban Menanti sebuah kepastian Menahan rindu yang teramat dalam Sebuah rindu yang tak akan pernah dimengerti oleh siapapun Ya, rindu ini hanya untukmu Untukmu yang tak akan pernah kembali lagi Untukmu yang jauh di sana bersama bintang Aku tahu rinduku ini berlebihan Namun, bolehkah aku masih terus merindu Karena kehadiranmu tak akan pernah tergantikan Biarkan sudut kota ini menjadi saksi Saksi cintaku untukmu Saksi rinduku untukmu Yang tak akan pernah usai meski termakan maut yang menghalangi Selamat tinggal kekasihku Tenanglah disana Damailah di sana Dan ijinkan aku untuk terus merindu Semoga kelak kita Ditemukan di keabadian 6. Sampaikan rinduku untuk dia Bulan malam sampaikan padanya Betapa diriku sangat ingin bertemu Walau hanya sekejap saja Biarkan rindu ini temukan rindunya Aku tak minta banyak hal Yang kuingin hanya bertemu denganmu Walau mungkin hanya sekejap mata Namun biarkan rindu ini tetap membara Bulan malam sampaikan padanya Rinduku ini sudah tak terbendung lagi Kapankah kiranya kita dapat berjumpa Meskipun hanya lewat mimpi Angin Sampaikan rinduku untuk dia Hembuskan kata-kata indahmu untuk dia Agar ia tahu betapa diriku sangat merindu 7. Takkan terganti Awalnya semuanya terasa indah Candamu, tawamu, manis senyum bibirmu membuat duniaku berbeda Namun, kini semuanya telah berubah Sejak kau pergi tinggalkanku tanpa sebait kata pun Aku tak tahu apa yang kau fikirkan Apa maksud dari semua perlakuanmu dulu Aku tak mengerti dengan perasaan ini Yang kutahu kini Hatiku terus merindu Merindu akan hadirmu datang kembali Menemaniku, mencintaiku Bersamaku, meskipun semua itu kini tinggal berbekas rindu Tak apa Mungkin jalanku memang seperti ini Aku terima saja Karena jika memang rinduku bersambut Kau pasti akan kembali lagi denganku Percayalah Dirimu di hatiku takkan pernah terganti Sejuta wanita yang datang menghampiri Menawarkan kebahagiaan untkku Tak tahu Dirik terus saja merindu Merindukan kehadiranmu Yang entah kapan kita akan kembali bertemu 8. Rinduku Hanya Milikmu Kau tahu…. Bunga itu indah Ia juga mengeluarkan aroma yang indah Karenanya, bunga disukai oleh banyak orang Sama halnya dengan dirimu Kau itu indah Tutur katamu indah Sikapmu indah Hingga membuatku jatuh terlena denganmu Mungkin bukan aku saja Namun ada banyak orang di luar sana yang demikian Tapi, mereka tak memiliki rindu seperti diriku Rindu yang hanya milikmu Rindu untuk dipertemukan kembali Rindu untuk merangkai keindahan Seperti halnya rindu kupu-kupu dengan bunga Rinduku memang sederhana Caraku juga sederhana Namun, percayalah Rinduku ini hanya milikmu Tak ada yang lain Semua itu hanya milikmu seorang 9. Menunggu Pulang Jalanmu masih panjang Banyak tugas yang harus kau pikul Banyak pengorbanan yang sudah kau keluarkan Demi membahagiakan anak dan istri Aku rela sayang Meski kau tak kunjung pulang Kuyakin rinduku dan rindumu akan bersatu Mengukir asa yang selalu kita angan-angankan Merangkai kebahagiaan yang kita idamkan Aku sabar menunggumu pulang sayang Karena kutahu saat ini kau sedang berjuang Berjuang untuk banyak hal Tentang cinta dan sebuah kebahagiaan Hariku dan harimu masih panjang Semoga kita masih bisa dipertemukan Dihari kepulanganmu nanti Selamat berjuang sayang Rinduku padamu akan terus abadi 10. Rindu yang Terpendam Berat rasanya memendam rindu ini Karena cintaku yang begitu besar Selalu teringat siang dan malam Hanya bisa mendengar suaramu di telepon Untuk obat rasa rinduku Karena jarak yang memisahkan kita sangatlah jauh Rindu ini sangat berat Semakin berat karena hanya bisa mendengar suara di telepon Rindu ini sangat berat Karena sangat ingin bertemu Tuhan… Pertemukanlah Meskipun hanya sebentar saja Ijinkan aku untuk bertemu dengannya Untuk melepaskan rindu ini di dada 11. Rindu Pagi sudah berganti petang Menandakan bahwa hari sudah berganti lagi Rasanya baru kemarin kau tinggalkan aku di sini Dengan kata pisah yang sangat memberatkan Kurindu hari kemarin Dimana aku dan Kamu masih bisa saling bertemu Menyaksikan cerahnya hari ini Menyambut masa depan bahagia Namun, Saat ini semua itu hanya tersisa kenangan saja Kenangan yang entah kapan akan kusimpan Karena dirimu kini telah tiada Namun, Rinduku tak akan pernah sirna Sama halnya dengan cintaku Karena aku yakin Kelak rinduku dan rindumu akan bersatu 12. Kerinduan Langkah demi langkah kulalui Stapakan ini bahkan hampir habis Namun dirimu tak kunjung datang Padahal dahulu kau berjanji Bahwa kita akan bertemu kembali di penghujung setapak ini Aku masih menunggumu Menunggu dengan kerinduanku Kerinduan yang semakin menggebu Menunggu kehadiranmu yang hanya untukku Kulalui kembali setapak ini Berkali-kali namun aku tak ingin menghabiskannya kini Akan kutunggu hingga waktu itu tiba Waktu dimana rindumu akan bersambut hanya untukku Di penghujung stapak jalan ini Pulanglah sayang Aku menanti kehadiranmu Apa kau tidak merindukanku? Cepatlah Sebelum langkah ini habis Sebelum aku bosan menunggu Pulanglah sayang Aku rindu dirimu 13. Ada Senja Terbingkai Rindu Warna jingga di langit itu menjadi saksi Saksi dimana saat engkau pergi dan berjanji akan kembali Setiap hari kunantikan saat itu datang kembali Sambil menyaksikan senja di si sore ini Senjaku terbingkai akan rindu Rindu ingin bertemu kembali Melanjutkan kisah kasih yang sempat tertunda karena kepergianmu Namun, hari itu tak kunjung datang Dan aku masih sabar terus menunggu Meski kabarmu tak pernah kudengar lagi Namun aku yakin rindumu terbingkai senja di sana Hatiku sebenarnya teriris Karena penantian yang kulakukan entah kapan akan berakhir Hingga saat ini hanya senja yang selalu kurindukan Karena senjaku terbungkus rindu .. image via 14. Rindu Rindu ini terasa sangat menyakitkan Menanti kabar yang entah kapan akan datang Menunggumu adalah air mataku Kesepian dan ketakutan yang meresahkanku Rindu ini semakin lama semakin dalam Tersiksa di bibir tak mampu untuk diucapkan Terpisah jarak yang memisahkan Terpagar batas waktu yang tak menyatukan Rindu ini terasa sangat menyakitkan Entah sampai kapan rinduku ini berujung Karena kini kau tak lagi berkunjung Dan cintaku padamau tak lagi kau sanjung Rindu ini terasa sangat menyakitkan Tolong lepaskan Biarkan rindu ini berakhir Karena cintamu padaku juga sudah berakhir 15. Masih Merindu Senja sore ini menjadi saksi Pertemuan kita yang sangat indah tadi rasanya tak ingin berpisah denganmu ingin rasanya selalu bertemu membicarakan banyak hal merencanakan angan-angan masa depan di sini aku masih merindu bolehkah esok kita bertemu kembali melanjutkan rindu yang belum terbalas semua bolehkah esok kita bertemu kembali karena di sini aku masih sangat merindu merindu berada di pelukanmu 16. Dunia dan rinduku Semua tampak berbeda Padahal semua orang menganggapnya sama Semua tampak berbeda Padahal semua orang menikmatinya Sama halnya dengan dunia dan rinduku Mungkin duniaku dan duniamu sama Namun rinduku dan rindumu berbeda Rinduku teramat besar Sedangkan rindumu tidak Cintaku teramat dalam Sedangkan cintamu tidak Dunia memang sekejam itu Membiarkan diriku merindu sendirian Sedangkan dirimu asyik merindukan seseorang Tapi aku sadar Duniaku dan rinduku memang berbeda 17. Secangkir kopi rindu Secangkir kopi ini masih panas Menandakan bahwa kopi ini masih lama untuk dinikmati Sama halnya dengan rinduku Rinduku padamu masih menggebu Menunggu untuk kita kembali bertemu Masih lama, namun aku masih siap untuk menanti Karena kopi yang dengan sabar ditunggu Akan menghasilkan rasa yang luar biasa Sama halnya dengan rinduku Semakin sabar aku menunggumu Maka akan semakin besar pula rasa rinduku Semakin besar pula rinduku akan terbalaskan Kopi, cepatlah kau dingin Agar rinduku cepat untuk bertemu Sama halnya denganmu yang ingin segera dinikmati Aku juga ingin segera bertemu dengan rinduku 18. Salam rindu dari puncak Merbabu Tak mudah untuk sampai ke ujung Ada banyak hal yang harus ditaklukkan Jalur yang terja Suhu udara yang semakin membuat tubuh menggigil Namun, Saat kugapai puncakmu Kutemukan kebahagiaan di sana Sebuah keindahan alam yang sangat luar biasa Ciptaan Tuhan yang memang tidak ada habisnya Tuhan memang begitu maha kuasa Diciptakannya gunung merbabu yang sangat menawan Dipandang dari kejauhan indah Semakin dekat semakin mempesona Namun, Kini aku harus kembali pulang Menyusuri jalan yang kulewati tadi Melanjutkan kehidupanku selanjutnya Namun, rinduku tak akan pernah padam Karena suatu saat kita akan bertemu kembali Di puncak merbabu yang indah ini Aku berjanji Untuk mempertemukan rinduku dan rindumu agar bisa bersatu kembali 19. Jika Jika kita bertemu lagi Aku pasti sangat bahagia Kita kita bertemu lagi Akankah aku bisa bersamamu? Jika kita bertemu lagi Masihkah engkau mau menemuiku Jika kita bertemu lagi Kuharap rinduku untukmu menyatu Jika kita bertemu lagi Aku akan terus mencintaimu .. Menyampaikan rindu adalah hal yang tidak mudah, namun sedikit melegakan jika ditulis dalam bentuk puisi. Ungkapkan kerinduan Kamu kepada dia yang terkasih pada puisi rindu ini. buat ia merasa bahagia bahwa dia memiliki rindu yang sangat luar biasa. Rindu yang tak akan pernah ditemukan pada kekasih manapun. Karena sejatinya rindu adalah perkara menunggu untuk bertemu. image via Masih merindu? Baca juga Kumpulan Puisi Romantis untuk Kekasih Hati Dan saat kedua insan bertemu, maka rindu akan menjadi satu. Semoga adanya puisi rindu di atas bisa mengobati sedikit kerinduan Kamu. Tetapi saat kemenangan itu tidak semua yang menang merasa bahagia. Ia sedih karena di negara kita, tradisi baju baru, ampau, dan berkumpul berasana keluarga tak dapat ia dapatkan. Orang tua mana yang tidaj sedih melihat anaknya mengenakan baju yang kumel di saat hari kemenangan. Bukan, ingin berpoya-poya.
Kata-kata sedih anak rantau rindu keluarga di kampung. Foto Unsplash/Eva anak rantau di kota yang asing itu memang berat. Ada kalanya hati rindu kampung halaman. Rindu orang tua dan segala macam perhatian mereka. Inspirasi Kata kali ini punya kata-kata sedih anak rantau rindu keluarga di Entah untuk melanjutkan pendidikan atau mencari nafkah. Keduanya membuat orang tahu, siapa saja orang-orang berharga di sekitarnya. Rindu pun menjadi sangat besar di dada. Terkadang hanya bisa tertahan di Sedih Anak Rantau Rindu Keluarga di KampungIlustrasi mengenang kebersamaan dengan keluarga. Foto Jaco 20 kata-kata sedih anak rantau rindu keluarga di kampung halaman yang dikutip dari banget sama ibu, sama bapak. Tahun ini belum bisa sering pulang karena status di kantor masih pegawai baru. Semoga sehat-sehat ya bu, paling dikangenin dari rumah selalu masakan ibu. Gak ada tandingannya!Jadi anak rantau paling susah itu pas lagi sakit. Gak bisa ngeluh sama siapa-siapa, harus bisa urus diri sangat merindukan keluargaku di rumah. Aku memikirkan mereka setiap hari meskipun kita tidak sangat merindukan keluargaku di rumah. Tapi, akhir-akhir ini aku sibuk dengan pekerjaan dan sering kali, sulit bagiku untuk keluar dari kantor tepat waktu untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluargaku di rumah. Aku hanya ingin melihat mereka dan memeluk mereka erat-erat. Aku berharap mereka ada di sini bersamaku sangat merindukan keluargaku di rumah sana. Aku berharap aku bisa melalui kepadatan kota saat ini dan pergi melihat sangat merindukan kehangatan dan kebersamaan keluargaku di rumah kita. Aku memikirkan mereka setiap saat. Terkadang, aku tidak percaya bahwa kita tidak bersama saat merindukan keluargaku di rumah selama liburan. Aku tidak sabar untuk melihat mereka lagi!Aku tidak bisa berhenti merindukan keluargaku di rumah. Saat-saat paling bahagia dalam setahun adalah saat kita semua sama abang, makan masakan ibu, gangguin bapak kalo siang-siang. Kangen banget sama rumah. Kangen kamar di rumah!Walaupun rumahku bukan di kota. Banyak banget hal yang aku kangenin, udaranya, bocah-bocah yang main sore-sore. Paling ngangenin itu ibu. Gak perlu dipertanyakan 18 tahun tinggal di rumah, di kampung.. Bikin kangen masa kecil. Kangen orang tua. Kangen adik kuliah dulu, masih bisa pulang pergi setiap minggu atau dua minggu sekali. Pas udah jadi budak korporat kayak sekarang.. Susah banget. Ibu nanya terus, aku cuma bisa minta maaf tapi ada air mata yang tercekat di kepingin banget keluar dari rumah, ngekos. Sekarang malah kangen orang-orang ibu, kerinduan ini buat aku semakin kuat di sini. Tapi setiap aku pikirkan lagi, semakin aku rindu ibu. Rindu ayah. Rindu orang di sini adalah rumah’, tapi rumah yang sebenarnya ada di sana. Bersama ibu, ayah, juga tahun ini tidak bisa pulang. Ibu bilang gapapa. Tapi aku tahu, hati ibu pasti rindu aku. Rindu keluarganya yang lengkap pulang ke dan ayah selalu bilang mereka mendukungku. Aku percaya itu. Tapi.. kadang aku tidak kuat menahan rindu. Setiap mereka telepon, ada tangis yang kutahan. Apalagi saat ibu tanya “semuanya baik?”Jadi anak rantau sekaligus jadi dewasa itu berat. Ada hal yang kurindukan tentang rumah. Tentang masa kecil. Tentang celotehan ibu. Masakannya yang 20 kata-kata sedih anak rantau rindu keluarga di kampung halaman di atas, buat kamu yang lagi merantau, semangat terus. Katakan jika kamu rindu pada keluarga, jangan menahannya. Jika ada waktu yang cocok, segeralah pulang. Fitri A
Rindudi sini yang di maksud penulis bukan hanya kepada kekasih (pacar) tetapi kerinduan yang menyeluruh. Dan 12 perempuan kaki waktu sangat elegan menyampaikan rindu mereka lewat kata kata nan indah. Rindu pada kampung halaman, rindu kasih orang tua, rindu pada Sang pemilik jagad, sangat inspiratif dan beragam mereka gambarkan.
Ilustrasi Puisi Rindu Orang Tua yang Telah Tiada. Foto Unsplash/Gus Puisi Rindu Orang Tua yang Telah TiadaIlustrasi Puisi Rindu Orang Tua yang Telah Tiada. Foto Unsplash/Timothy L air mata mengalir di wajahkuaku tahu kau berada di tempat yang lebih baikAku memejamkan mata untuk melihat wajahmutiba-tiba aku merasakan pelukan hangatDengan senyum yang begitu lebaritu membawa air mata ke matakuAku berusaha keras untuk tidak menangissemua rasa sakitku tidak bisa kusembunyikanKamu selalu tahu apa yang harus dikatakankepada siapa pun yang mengalami hari yang burukAku tidak tahu apakah aku akan pernah mengertitetapi itu pasti bagian dari rencana TuhanSaat aku melihat ke arah langit biruAku membayangkan dirimu melebarkan sayap untuk terbangPastikan untuk memberi ibumu tandaagar dia tahu kamu ada di Surgadan semuanya baik-baik sajaBeri tahu semua orang di sana bahwa aku mengirimkan cintakukepada semua malaikat di atasSaat air mata mengalir di wajahkuaku tahu kamu berada di tempat yang lebih baikSendiri…Menatap pancaran cahaya dari lubang jendelaDan tersadar, kini aku benar-benar sendirianAyah, IbuTahukah kamu bahwa anakmu ini rapuh?Tak tahu ke mana harus mengeluhTak ada obat saat kaki ini terjatuhAku merindukanmuAyah, IbuBisakah kau kembali padaku?Hanya sekadar menyapa dan tersenyumItu sudah cukup bagikuSeribu kali kami membutuhkanmSeribu kali kami menangisJika cinta saja bisa menyelamatkan dirimuKamu tidak akan pernah matiJantung emas berhenti berdetakDua mata berkelap-kelip tertutup untuk beristirahatTuhan menghancurkan hati kami untuk membuktikan bahwa Dia hanya mengambil yang terbaikTak pernah sehari pun berlalu kau tak ada di hati dan jiwakuDi sinilah aku berdiriDi ruang sepiDan terus merindukanmu setiap hariKalian adalah orang tua terbaikkuMeskipun tak sampai melihatkuMembangkitkan mimpi masa kecilkuAyah, IbuPercayalah, aku akan terus berjuang di siniBeristirahatlah dengan tenangDan aku, akan rindu kalian selaluNapas berbisikDan kemudian jiwamuTerbang, diam dan cepatSeperti burung hantu yang lewatJauh dari rasa sakitDan otak yang kacauSekarang bebas untuk bergabung lagiDengan orang-orang terkasih yang hilangKenangan tetap adaCintamu, senyummuBagian dari hidup kitaUntuk waktu yang sangat lama
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sawah ladang hijau membentang, tanah gunung berisi kicau riuh capung, aliran sungai penuh gemericik mengusung panggung. Hati yang damai, jiwa tentram penuh kasih penuh nyanyi, Syurga manalagi yang sebanding di dunia ini hanya dalam gambar, bergejolak ketika rindu menghantam. Jauh dari jangkauan Berbatas jarak dari tanah seberangSiang dan malam menghayal kampung halaman, berdendang penggembala kerbau menambah syahdu rembang petang. Masakan Emak mengundang, teguran Ayah penuh sayang penambah rindu ini semakin dayaDiri ini kini terbelenggu kesibukan jauh di tanah seberang, menyusuri nasib sebagai pendatang di negeri orang. Rindu lama ingin terulang, sayang badan belum mampu balik ke kampung halaman. Emak, Bapak, doakan aku segera pulang. Bermain dengan petak sawah penuh lumpur penuh asa, mendaki gunung menuruni lembah mencari sarang si rama ini mengajak aku mencintai tanah persadaRindu kampung halaman, rindu sejati diri akan tanah pasti pulangBaganbatu, november 2022 Lihat Puisi SelengkapnyaDalambeberapa saat saja, orang tua itu telah berada jauh di bawah bukit, meninggalkan Purbajaya yang masih termangu sambil menggulung tikar. Namun sebentar kemudian dia pun sadar bahwa Paman Jayaratu tengah mengujinya, sejauh mana perkembangan ilmu napak sancang (semacam ilmu untuk meringankan tubuh dalam berlari) yang dimiliki pemuda itu. Puisi Rindu – Rasa rindu menjadi semakin berat tanpa adanya kepastian mereka akan kembali mengisi kenangan. Kehilangan, sebuah rasa yang aneh dan menyiksa menjadikan hidup begitu kompleks. Puisi rindu menjadi penenang, menjadi kawan dan memberikan rasa pengertian mengenai perasaan rindu yang sesak. Berikut ini contoh puisi rindu Puisi Rindu Kekasih Seperti belahan jiwa, bagaikan separuh nafas kekasih menjadi pelengkap kesempurnaan hidup semua orang. Namun ada kalanya takdir yang tidak sesuai dengan yang kita andaikan membuat kekasih menghilang dari kehidupan kita. Puisi rindu di bawah ini adalah contoh betapa kehilangan kekasih adalah hal yang sangat menyedihkan 1. Sebuah Bangku Di Jalan Pulang Tidak ada beda, ku pikir. Seperti sebelum aku mengenalmu semua akan ku rasa sama Melewati setiap jejak langkah yang terhapus masa, tanpamu bukan lagi menjadi beban, kataku Usang kenangan adalah konsekuensi, bahwa kita telah terlalu berani melangkah pergi Keluar dari cangkang perlindungan terakhir untuk bebas mengukir pelangi di langit hati Menentang semua teori, melawan semua pemikiran mereka yang mengaku dewasa Bertarung melawan banyak demonstrasi dengan kata keras yang mereka suarakan “belum saatnya” Tidak,bukan pertumpahan darah dalam kisah sendu kami Sesekali hanya genangan air mata, dan erangan tanpa luka Entah untuk apa mereka membawamu pergi Bersama guguran daun jati di akhir bulan Juni Tak bisa ku teruskan langkah pulang Di bangku kosong, hujan daun jati menyadarkan ku Langkah menjadi semakin berat, aku mematung dengan air mata yang tak henti mengalir 2. Tanpa Rangkulan Tangan Ada apa mereka mempermasalahkan terik? Mengeluh mengenai hujan menyerbu bumi yang diam tanpa perlawanan? Kepada apa mereka terus menggumpat? Tentang macet yang mengular sepanjang jalan pulang dan pergi Untuk apa mereka tidak menghirup segar udara dalam pekat polusi? Dunia indah meski matahari begitu semangat membuat kita berkeringat Senyum tidak luntur saat deras hujan menghapusnya dari wajah kami Rangkulan tangan memeluk pinggang seolah menjadi amunisi Meyakinkan. Dunia masih indah dengan seribu keburukan hendak merusaknya Dengar kah kau? Aku melafalkan jutaan kalimat itu. Dunia masih indah dengan seribu keburukan Seolah petir yang menyusup dalam hujan Aku tak memikirkan sebuah celah yang meruntuhkan kokoh pendirianku Ya… sekarang aku tahu Seribu keburukan menjadi lebih membahagiakan dengan tangan yang kau pelukkan 3. Sebuah Gelas Yang Kosong Dua sendok kopi dengan air panas di titik didih maksimal Aroma lilin menyamarkan asap tungku sebagai mesin ajaib mu Tak bosan aku memandang garis muka yang semakin membekas tanpa pola yang teratur Seperti liar mereka mencuri celah menghapus senyum yang 35 tahun lalu mencuri hatiku Seperti pasrah kau biarkan mereka berusaha merengguk ayu wajah telur angsa Usaha yang selalu gagal dan kau akan selalu terlihat indah Aku tidak bosan mengenang… Sebagai bentuk kasih yang bisa kuberikan sekarang Bahkan untuk penghianatan semesta mencurimu perli terlebih dahulu Nafasku adalah kerinduan Detak jantungku memang ku paksa terus keras menggedor dinding dadaku yang renta Gelas yang kosong, lubang ku gali untuk bertemu lagi dengan gadisku 4. Sepasang Sepatu Lusuh Gesekan angin memberikan celah rindu untuk cepat menyebar Sebuah potongan aroma dusta telah ku kubur jauh ke dalam dasar bumi tanpa lelah Aku menyerahkan diri pada waktu dan tak mengapa untuk menua Erat temali diantara sela jari-jari adalah aspirin untuk setiap duka Tidak perlu kau berusaha payah membuat aku mengaku Setiap waktu detak jantungku akan menuliskan kata rindu Kepada dia yang telah direnggut pergi Kepada dia yang menemani sepatu lusuhku berlari Menebar benih kasih dan rasa sakit Aku menua bersama mimpi yang telah mati 5. Hujan Kemarin Sore Aroma hujan selalu membuat bau lain merasa iri Perlakuanku tetap sama kepada hujan yang selalu ku anggap istimewa Semua rongga terbuka menampung aroma hujan lebih lama dalam dada Kepada hujan aku berpesan Bawalah rinduku hanyut untuk nanti kembali kau pungut Seperti hujan yang menguatkan Aku akan tegar Kunci yang kau bawa membiarkan pintu hatiku tak akan pernah lagi terbuka Rumput basah adalah kedamaian Membebaskan hatiku melangkah jauh menembus kau yang ada di balik tanah yang ku pijak 6. Pertengkaran Terakhir Bila kalian bertanya kapan waktunya ? Saat meja operasi menjadi terang dan petugas rumah sakit kuwalahan Lima kali pergantian lebaran, ribuan kali ruangan itu terisi oleh mereka yang berusaha melawan Ribuan kali kisah kemenangan menyeru, dari titik peluh seragam tak tersentuh Suara kekalahan seperti sebuah mitos Aneh, jarang dan janggal untuk diperdengarkan Lima kali pergantian lebaran aku tak mampu untuk melupakan Tangisan menyeruak menuntun dalam dunia sunyi Kau berikan aku seorang bayi laku-laki sebagai ucapan “aku pergi” Kepada mereka yang kalah…. aku adalah pemborong rindu itu Suara menjadi semakin meninggi, dan raut emosi tidak lagi memberikan tanda permusuhan akan berakhir Desit keempat ban tanpa terkoordinasi Sebuah bantalan jalan sama sekali tak terasa empuk memeluk Di balik kemudi aku serahkan, nyawa ku menggantikan kau yang tenaga berjuang Baca Juga Puisi Aku Puisi Rindu Sahabat Seseorang yang menguatkan akan menjadi benteng pertahanan yang kokoh. Menguatkan ketika duka, dan akan mengingatkan ketika suka. Sahabat adalah orang yang tidak akan selalu meng iya kan. Memberikan kebenaran disaat kita menolak untuk menerimanya. Sahabat yang hilang adalah duka, kesedihan mendalam akan terasa seperti di bait puisi rindu di bawah ini; 1. Mengenai Tawa Yang Hilang Bila tidak ada penerapan kata abadi untuk kisah yang tepat, maka akan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah kita Tertoreh dalam perjalanan tanpa jeda, suara tawa seakan menjadi gema yang memekakkan penjuru bumi Air mata buaya ku anggap tepat untuk permusuhan yang hilang dengan satu kedipan mata Apa yang kita perebutkan? Jika semua bisa di bagi dua Kau tampak kekanakan dan mungkin aku masih tampak demikian waktu itu Tinggi kita mungkin tak lebih dari sepertiga orang dewasa Tapi orang dewasa mana yang bisa sebahagia memiliki kesenangan seperti yang kita miliki Apapun, daun kering, tanah basah, cacing tanah dan ulat bulu seperti terlihat lucu Menyuarakan tawa, menyusun mimpi, menguatkan, dan kita melupakan Akhir dari kisah abadi yang harus ku akui tidak akan pernah ada Tumbuh dewasa melupakanmu untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku 2. Buket Bunga Hari Pernikahan Iringan musik merdu, lembut seperti membelai gendang telingaku menyerahkan diri Saat itu tak kudengar suara apapun yang lebih menarik Waktu seperti terhenti dan bumi tidak lagi berrotasi Alunan cinta membawa kedamaian diantara kaki kayu berjajaran Bukan hanya mengenai suaranya, tapi apa yang dibawa oleh ia keluar menuju singgasana Seorang ratu yang akan membuat kami semua patuh Berada dalam dekapan istana nyata setelah kita impikan puluhan tahun Rasa senangku perlahan tergoncang Purus dan berberai bagaikan manik-manik tertumpah Seikat mawar tanpa duri menyobek hatiku sekali sayatan Seorang pangeran akan membawamu pergi menuju istana yang lebih indah 3. Satu Taman Di Masa Kecil Aster tetap berbunga, bersahutan dengan anggrek yang tetap menjadi penguasa Berjejer membentuk pola lurik yang sama degan selimut di kamarku Satu-satunya tempat yang memisahkan hari-hari kita bersama Kau pasti tahu, betapa asik bersembunyi di bawah rak bambu Menemukan tempat bersembunyi untuk berbagi secuil roti Membisikkan kata rahasia mengenai rahasia alam raya yang kita hayalkan Ah… tentu tidak demikian, Kami hanya anak-anak usia empat tahun dengan markas pinjaman Dalam bungkus dinding bening orang menyebutnya sebuah rumah kaca Puisi Rindu Orang Tua Malaikat tanpa sayap adalah sebutan paling cocok untuk disematkan. Kepada dua orang pertama yang mengantarkan dan menunjukkan jalan untuk melihat dunia yang luas. memberikan tawa saat turun air mata. Mereka adalah kedua orang tua, rindu kah kepada mereka? berikut puisi rindu kepada orang tua yang telah begitu berjasa ; 1. Pelukan Doa Di bumi yang terpijak jauh aku akan meninggalkan tahta sebagai putra mahkota Melepaskan baju kebesaran, dan memakai pakaian yang sama dengan rakyat kebanyakan Tanpa gelar, tanpa penghormatan dan tanpa keistimewaan Berjalanlah aku menuju bumi yang jauh seperti yang kau ceritakan Bersama dengan perajut mimpi Penenun harapan dan penyair keindahan masa depan Keraguan membayangi untuk bisa bertahan di bumi asing Dalam ikatan lontar waktu yang tak sebentar harus ku lalui tanpa pengawalan Tidak ada senjata yang selalu kabur bawa dekat Tanpa tameng kau melepas aku pergi Katamu, satu kemenangan yang akan ku bawa pulang adalah kemandirian Katamu, hal terbaik yang akan membuat tahtaku tidak goyah adalah iman Dan katamu, tanpa bekal setengah abad yang lalu kalian pun sama Katamu, pelukan doa yang kau rapal akan selalu menjaga ku Aking Tanpa gelontoran air, ia akan terus bertahan menyesakkan kerongkongan Membuat tersedak tanpa kelezatan di mencuri semua sensor perasa Membuat mual dan membuka semua katup keluar kalah yang terlanjur tertelan Kulit tanpa tabir surya, seolah ia paling berani menantang terik matahari jam 12 Sesejuk apapun, semilir angin tidak akan mampu menghapuskan panas yang ia berikan sebagai upaya balas dendam Sungai seolah dipaksa kering, menemani hasil panen yang semakin memprihatinkan Anyaman bambu seolah menjadi hasil karya terbaik yang selalu ada di seluruh penjuru Menutup kepala, menjadi alas duduk dan membungkus cinta dari istri dalam sebuah hidangan istimewa 3. Dongeng Penghujung Hati Masa yang mengambil memori paling banyak Menyisakan sedikit untuk aku gunakan kembali dengan mengisi semua ruang mengenai masa itu Surau telah tidak memiliki teman berbagi sepi Bergandengan kami menyusuri pematang sangat becek di musim penghujan tiba Rumah hanya menyisakan satu lampu tetap menyala Televisi hitam putih terbiasa berdiam sebagai saksi Dua puluh lima penggalan kisah terus berulang berputar bagai bianglala yang selalu membawa tawa bahagia Anggukan mengerti, dan komat-kamit mulut mengucap doa Aku duduk bersila dengan cerita ribuan tahun lalu dibangkitkan seperti duduk bersama Dua puluh lima nama,aku hafal seperti nyanyian Dia Adam sebagai yang pertama Setelah shalat isya selesai surau tegakkan 4. Kembali Pulang Sirnalah sudah sirna sebuah mimpi Tergerus oleh waktu aku tak bisa melawan Terlalu lemah untuk kami yang tak mendapat jatah cipratan Qarun menyimpan petaka Semua bilang sistem berkeadilan, semua sama rasa sama rata Hari ini ia kembali pulang, setelah mengembara membuktikan sebuah keyakinan Bumi yang adil, bumi yang penyayang 212 bangsal tempat iya berpulang, menahan pedih tanpa dolar peringan Dia keras kepala, kepala batu dengan jeruji besi melingkar kataku Aku mengingatkan ketika suaraku tidak lagi merdu Kebaikan yang kau anggap sumber kehidupan akan membunuhmu Rasa welas tidak ada untuk kita yang tidak memiliki sepanci beras 212 yang tertulis di mana pun akan tetap menyakitkan Mengingatkan pada suara lemah penebar benih kebaikan Kita yang tidak menanam tidak akan perah mencicipi buahnya, katamu Puisi Rindu Kenangan Sebuah hal yang tidak akan pernah kita dapatkan kembali, kenangan adalah pengambil ruang rindu yang teramat luas. Puisi rindu adalah sebuah cara untuk tidak menoreh luka menjadi semakin dalam. Kenangan akan hadir sebagai pelengkap rasa rindu yang selalu kekal. Berikut contoh puisi rindu kenangan sebagai pelipur lara ; 1. Pelangi Impian Terbang sendiri terayun hempasan di langit terik Peluh bahkan sudah seperti hujan yang turun di penghujung tahun Tertoreh jarak hanya satu jengkal menuju rasa sakit itu Seperti tidak kuat, aku meratap berharap kepada pintu langit luas Memimpikan setitik hujan Memohon ter-redupnya matahari yang begitu kejam Terus angin membawa aku jauh, berpindah ke sana ke mari Menemui banyak gulungan kapas putih Terlihat dunia begitu indah dan hanya aku yang tidak merasakannya Terdengar jerit tawa dan aku tak lagi mampu mengucap sebuah nama Padamu yang Esa tunggal harapan aku serahkan Harta satu yang ku simpan dari panggangan terik yang kiat menyengat Kepadamu aku tuliskan Sekiranya gerimis akan membuat langit nampak indah Menumbuhkan gersang ladang impian yang telah ditinggal pergi Dalam sakit aku bisa merasakan pelangi Seperti ia datang kembali mengetuk pintu hati yang koyak Melengkung indah membuat iri matahari Aku sentuh jemari itu, untuk selamanya kembali menyatu 2. Teduh Pepohonan Percik, acak, tercerai Aku, kita, menghilang Terik, teduh, terbakar Savana menghilang tergantikan oleh gersang Sebuah kata dusta membabat pohon-pohon rindang Melukai tangan kecil, menyuarakan “ini rumah kami” Aku, kamu tak kan menjadi kita Tergerus… hilang…. mereka menang Bila kemarin tanganku selalu kau gandeng erat Menuntun menuju kepastian tujuan semakin dekat bila terik kau jadikan lecutan semangat dan hujan kau bilang penumbuh mimpi lalu,aku sendiri linglung mencari sisa kekejaman mencari kilatan ujung tombak darah mengalir, hangat kurasakan au mengandeng kau janji tak akan pernah pergi. Lupakah ? katamu jemari kita tercipta untuk bersatu lupakah? Biarkan potongan tangan itu hilang dimakan kejam Aku lebih baik tidak memilikinya lagi Kutinggalkan ujung tombak sebagai teman Ia yang memisahkan aku dari sisa kenangan Aku mengubur rindu, bersama satu yang selalu kau peluk erat Perlukah ku cabut hatiku dan ikut menguburnya? 3. Bola Mata Palsu Aku mendapatkan kekuatan itu, dari sepasang bola mata jernih bagaikan kaca Tak pernah terpejam, di jaga oleh kembar lingkar hitam Menularkan semangat, menggali bohlam lampu menyala yang kau bilang dibisikkan oleh bumi Gesit kau bergerak, mengalahkan cepat lebah menghampiri bunga yang manis Kerinduan menjadi pudar, jarak kami menipis Meleburkan batas aku dan kamu melalui sepasang mata bercahaya Masuk ke dalamnya adalah Nirwana dengan banyak kedamaian yang tak pernah kau ucapkan Kekal, adalah potongan doa, aku ingin di dalam sana selamanya Pertempuran yang tak lagi kau menangkan Itu sekali Aku bukan juri, tapi aku bagaikan potongan tanganmu yang ikut merasa sakit Riuh tepuk tangan menjadi isakan tangis bersahutan Bola mata itu pudar, Menutup pintu surga tempat aku masuk ke dalam sana Tak lagi bercahaya kau ku tangkap dalam karangan doa Berukir tanda dengan abjad yang ditulis indah Di sana kau terbaring selamanya 4. Bingkai Pigura Dalam dinding yang rapuh, kenangan kuat masih tetap tergantung Menyadarkan kebersamaan meski jarak bersikukuh tidak mau menyatukan Siapa Sangka satu kotak yang tergantung itu menampung kenangan yang begitu penuh Bersinarnya dua jari diantara selusin orang berjejer Kami yang terikat oleh cincin yang melekat Lalu hujan berkah menuruni kami , membasahi setiap pori dan mengisinya dengan keberuntungan Menumbuhkan benih cinta, mengubah aku dan kamu menjadi banyak Beberapa orang menggunakan nama belakangku, dia perempuan Dan beberapa menggunakan namamu, dia pejantan Ribut rumah ini oleh tangisan, pernah Kacau rumah ini oleh mereka yang tak mau sedikit pun terdiam, pernah Kepada siang dan malam kita menggantungkan harap Mereka menyampaikan doa tinggi mengetuk pintu langit Sekali lagi hujan berkah selalu membasahi kita Mengharuskan kita penuh dengan tawa, mereka kita tidak menangis lagi Perlahan kita hanya menjadi aku.. Waktu berjalan perlahan, kita menyisakan aku Puisi Rindu Kekasih Salah satu orang yang paling dirindukan ialah kekasih hati. Untuk mengungkapkan kerinduan kepada kekasih hati, puisi merupakan salah satu media yang tepat. Berikut ini referensi puisi rindu terhadap kekasih hati Untuk Satu Nama Aku mengukir sendiri namamu dengan huruf kapital tebal Menggoreskan tinta abadi dengan tekanan teramat dalam Berharap kau adalah satu-satunya pemilik kenanganku tentang berdua Jatuh cinta padamu di setiap detik kebersamaan Aku suka saat kau menari diantara tetesan hujan Basah membuat tubuhmu berbunga Aku suka kau bicara Merdu mengalahkan kicauan alam Bahkan kau terdiam, aku jatuh cinta Kedamaian menghipnotis di setiap tatapan Tidak ada bosan aku melihat kau bermain dengan angin Hempasan itu menyebarkan aroma tubuh yang wangi menenangkan Duduk meratap, kusediakan dua cangkir Mencicipi keduanya solah kau ikut menengguk Lihatlah, Satu nama abadi dalam hatiku Tertulis jelas tidak akan pernah hilang Untuk sebuah nama aku menunggu Hanya satu cinta bersamamu yang ku mau Katanya, Pertemuan akan berarti setelah tiba perpisahan Katanya, Arti memiliki akan dipahami setelah kehilangan Aku tak pernah paham mengapa kata-kata itu begitu familiar Yang aku tahu Aku milikmu, dan kau milikku selamanya Perpisahan adalah ilusi Kehilangan hanya sebuah khayal Menuju senja Ikatan itu kau kau lepas penuh emosi Kau patahkan jari jemariku yang menjaga kita bersatu Banjir darah dan air mata kau anggap suatu kemerdekaan Kerinduan akan hari lalu terus saja mengikutiku Tak peduli seberapa keras aku mencari jalan pelarian Setibanya disana kau menyambut dengan tawa penghinaan Baca Juga Puisi Tentang Alam Rindu, Masihkah Pantas? Aku melangkah sombong saat kau memohon Pergi jauh dengan berlari bahkan di saat engkau mengiba Kutinggalkan semua, aku tak peduli Menjelajah tanah sebarang akan lebih menarik pikirku Aku melihat taman yang begitu indah Aku melihat istana yang begitu megah Raungan tangis masih aku dengar sampai jauh Apa peduliku semua telah berakhir Tanah sebrang, tanah impian Gerbang istana terbuka mempersilahkan aku untuk bertahta Mimpi? Ini bukan mimpi Lihatlah memang indah tanah sebrang Tanpa penyesalan ku tinggalkan gubuk yang katamu adalah calon istana kita Reot selamanya reot Penuh penyesalan pernah ku sempatkan singgah berteduh Kurobohkan saja jembatan penghubung itu Tak akan pernah mungkin aku rindu ingin kembali Sesalku, selalu berakhir demikian Istana kini begitu membosankan Terpisah jauh dari tanah asalku Gelombang tinggi tak ijinkan aku berpesiar Rinduku Diujung Sepi Tetesan gerimis yang merinai, dikelamnya langit senja. Kulinangkan rindu diujung mata, menari indahnya dipelupuk angan. Raut bayanganmu nan manja, menerpa ditiap sudut yang sepi. Kulirihkan namamu didalam kenang suaraku yang berharap. Kasih lihatlah… Lengkungan tujuh warna warni, menghiasi langit usai hujan. bagai bentang selendang mayang, bertuliskan makna aksara rinduku. Dan sudah kucoba kirimkan pula, bersama hembus bayu nan laju. Berharap ia bakal menepikan, tentang rinduku yang terbata. Kepergianmu Kepergianmu meninggalkan sejuta kenanganmu Kepergianmu membawa separuh hidupku Kepergianmu merantai jiwaku Kehilanganmu tlah mengakibatkan kepiluan hati Cinta tulusmu membelenggu jiwa dan nurani Hingga tak berhasrat saya tuk mencari pengganti Hilangmu meningkatkan sesal di dalam sanubari … Kini tambah jadi kehilanganmu Waktu seakan membunuhku di dalam rindu Di kesunyian hidupku kau tebarkan aroma cinta di dalam hatiku Kekasih Entah dari mana saya mesti memulai,, entah dari mana saya mesti mencari kesalahan,, entah hakim mana yang mesti saya sanding,, entah langit yang mana yang mesti saya tengok,, Kekasih kerinduan ini adalah kenormalan,, perpaduan antara ambisi dan ketidak mampuan diri pada kenyataan,, kerinduan ini adalah perjuangan yang sudah selesai tapi masih riuh terngiang,, Kekasih kedalaman hati adalah keabsurban yang tak kan mampu saya ukur,, layaknya koyakan yang pedih nan di dalam lah kerinduan ini,, hingga tak tersedia yang mampu saya sanding, lebih-lebih sang waktu,, Kekasih jika waktuku habis di dalam perbedaan,, aku tak kan memilih tawaran surga dan tak kan kuhiraukan kutuknya neraka,, aku kan memilihmu sebagai tebusan belenggu rindu,, Kekasih lihat saya yang tambah cacat lusuh,, lihat kondisiku sebagai bayaran yang tak kan pernah lunas,, tebusan bakal merindukanmu,, Tak Ingat Tak Tahu Rinduku selalu mengalirkan namamu Namamu selalu detakkan jantungku Sulit kubendung naluri itu Selalu begitu, tiap-tiap waktu Tapi, kau tak ingat dan tak tahu Dan akhirnya akulah yang terpuruk di dalam rasa itu Rasa yang menggebu sejak dulu, dari jaman lalu Dan kau tak pernah ingat dan tak pernah tahu Rasa dan asaku padamu terukir begitu menyadari di tulang rusukku Mengalir deras di aliran darahku Memukul keras mengakibatkan lebih cepat detak jantungku Sedikitpun, kau tak ingat dan tak tahu Seperti menghitung jutaan bintang di malam hari Seperti menghitung rinai hujan yang jatuh ke bumi Seperti menghitung hamparan pasir di pantai ini Sampai matipun kau tak kan pernah ingat dan tak kan pernah tahu Bahwa di sini tersedia satu hati yang menunggu, satu jiwa yang terbelenggu Kerinduan Kala mentari bersinar kembali Ku termenung dalam pengara suci Ku teringat selamanya dapat dikau Kusebut selamanya namamu Kau begitu dekat dalam hatiku Ku takkan pernah mampu melupakanmu Ingin sekali ku raih dirimu Agar suka rasa hatiku Ku rindukan kehadiranmu Kau mulai begitu dekat denganku Ku rasakan sekali kehadiranmu Yang begitu menyentuh kalbu Rindu Kenangan Setiap kenangan bersamamu Saat kita melewati hari-hari Aku dan kamu saling bercerita mengenai kehidupan Tertegun saya waktu tahu semua Saat hari itu kau pergi untuk selamanya Meninggalkan sejuta kenangan yang mengidamkan ku ulang Meninggalkan rindu yang selamanya tersimpan Kau pergi tanpa sepatah katapun Meninggalkan saya sendiri dengan kenangan Sekarang kamu selamanya dalam memoriku Bersama setiap kenanangan yang sudah kita lukis indah Meskipun saya tau kau sudah disana Tapi saya selamanya merindukanmu Merindukan kenangan waktu masih bersamamu Rinduku Daun-daun mulai berguguran hati yang mulai gelisah ketika ku kudu meniggalkanmu berat rasanya ku meninggalkanmu Tuhan… jagalah ia.. ketika ku pergi meniggalkanya ku dapat slalu mencintainya Cintaku ini… cinta yang dapat menjadi cerita yang begitu indah yang dapat ku ceritakan terhadap keturunanku Rindu… mungkin hanya itu yang mampu dikatakan suatu kata yang penuh makna biarkan rinduku slalu ku simpan Baik-baik disana… Rindu Terbesarku Detak jantung di rongga dadaku, terasa lebih laju dari detik penanda waktu. semua perihal perihal aku memahami tak setuju, untuk tinggalkan apa-pun kenanganku, disini… Meski tak seutuhnya indah, tapi disinilah… sayangku melimpah. cintaku pernah dan bakal slalu tercurah. disini… Pada memory manis boneka kecilku, pada wangi asri taman bermainku, pada tiap tiap saksi pendewasaanku, pada cerita ceria disetiap jenjang cita’ku, pada segudang manja adikku tersayang, pada murninya cinta para sahabatku, pada kado terindah para sedarah yang tetap tersisa. Jelas aku sulit ikhlas tuk terima ini, bila harus… tinggalkan semua senyum yang kukenali, aku tahu,waktu tak dapat kucegah, demi untuk,menghindari berpisah, Tapi demi selagi yang tlah lalu, disinilah… pusatnya segala cintaku, disinilah… mata air rasa sayangku, disinilah… lagu abadi hidupku. disinilah… kan jadi rindu terbesarku, Esok hari,aku bakal pergi, tapi ku tak janji,kakiku dapat berfungsi, karena banyak jejak langkahku dikota ini, yang slalu menghendaki terus dan terus kujalani. Dan esok nanti, jujur teramat tak menghendaki kunanti, sebab akulah malaikat penjaga untuk adik tercantik satu satunya, karna dialah candaku apa adanya, tempat aku berbagi cerita. Dan demi suasanaku yang baru, dia bakal jadi simbol rindu terbesarku. Merindukanmu Sekilas bayang dirimu Yang ku rindukan di hidupku Andaikan ku bertemu Ku bakal memelukmu Tanpamu… tak ada… kebahagiaan Yang slalu… menyelimuti….. diriku Di sini… diriku… menunggu… dirimu Karena aku… merindukanmu Ingin… diriku… bersama… bersama dirimu Karena… diriku… sangat… membutuhkanmu Senandung Rindu Senjang selagi berirama sendu. Inilah jiwaku yang meredup. Meredup di kesunyian. Biar kiranya udah terbuai. Angan malam tak temani kesendirian. Bayang semu tetap terbias. Terbias dalam dinding kerinduan. Hempas rindu di embun senja. Tersipu merunduk, merenung sendiri. Di sudut hati ku merindumu. Tiadalah kiranya kau acuhkan aku. Biar ku simpan rindu ini. Tanpamu yang dapat membalas. Sayang . . . Dengarkan jerit hati ini. Kembalilah kau untuk ku. Temani kesendirianku. Terangi kesunyianku. Dan peluk hangat tubuhku. Jangan kau membuat aku merindu kelam. Puisi Rindu Untuk Yang Sudah Tiada Kehilangan seseorang yang kita cintai memang sangat menyakitkan. Tak jarang pula kita merasakan kerinduan yang begitu dalam terhadap orang yang kita cintai, yang sudah tiada. Dalam situasi tersebut, menulis puisi adalah salah satu cara yang paling tepat untuk mengobati kerinduan tersebut. Berikut ini adalah contoh puisi rindu untuk orang yang sudah tiada Secangkir Kopi Dan Sebatang Rokok Apakah arti tangisan yang tiada henti Sedang ku tau yang engkau inginkan adalah ketabahanku Berfungsikah penyesalan yang aku lakukan Sedang aku paham kau tanamkan kepastian akan masa depan Menantang terik, memikul beban Kau gendong aku ke puncak kebahagiaan Tak kau keluhkan tubuh besarku Keringatpun sungkan untuk melawan optimis mu Secangkir kopi dan sebatang rokok Persiapan sempurna mencerahkan hari esok, katamu Lalu, masih kah kau rasakan kerinduanku? Tertahan di tenggorokan menyesakkan Aku tak peduli dengan wajah keriputmu Kini hanya tangan lemah Aku tak mampu merobohkan pintu penghalang penjelajahan waktu, katamu Rambutmu tak lagi lebat dan berkilau, aku tau Tulang-tulang yang lemah Aku ingin itu semua, yakinlah Tetaplah ada sampai kita bersama-sama pergi, Yang hilang itu telah menanamkan semangat untuk selalu ada Yang lenyap hangus, menerangi kehidupan yang dahulunya buta Kau yang telah pergi Kutitipkan salam rindu menembus langit pengharapan Yang Istimewa Akan Selalu Ada Aku jaminkan diriku sendiri untuk menebusmu pulang Membuat kau merasakan lagi semangkuk kesedapan menghirup udara Melewati deras arus dan hantaman keras bebatuan kali Kau mungkin hancur, tertaklukkan oleh kejam perjalanan Melewati dingin dalam sempit kardus tanpa lampu Meringkuk damai bersama hembusan takdir, kini mungkin kau Kedua bola mata bersinar Menari-nari bersama tiupan angin, dahulu Mengibaskan seluruh duka, kau sebarkan benih kebahagiaan yang kini tumbuh lebat Keceriaan kau ciptakan meski kau sebenarnya murung Sekuat hati kau teguhkan kedukaanku Mampukan sekarang aku menjaga ia tetap subur Kau acuh tak mau berbagi lagi Membuat aku percaya ketetapan adalah prosesi terbaik Logikamu keras, tak pernah bisa mengerti bahwa aku besar karenamu Aku akan jaminkan kehidupanku sendiri, untuk kau kembali Percayalah Keluar dari sekotak kardus sempit, jangan kau ulangi Memastikan engkau lepas dari derasnya sungai yang membuat kita jauh Terbaring Di Ranjang Jati Ku benci ayah, Meninggalkan aku dengan kesan kesempurnaan yang ia miliki Kebahagiaan yang aku rasa abadi Kau musnahkan saat kau hilang tanpa kembali Aku hanya ingin kau gandeng lagi bagai putri Membual setinggi langit, dalam dada kokohmu aku bercerita Ceritakan lagi padaku tentang kisah nabi-nabi ayah Tentang keutamaan budi yang selalu kau sebut prinsip Contohkan padaku, kenapa engkau berlari! Penuh kemarahan aku memaki, Aku tau engkau di tanah sunyi Kerinduan memaksa aku datang hanya untuk meliat mata mu yang mulai sayu Cahaya yang mulai meredup Tak aku paham manakah yang menguasaiku Benci padamu berada di lima puluh persen Aku saksikan kau telah menjadi lemah Kenapa kemarin ayah harus lari Takdir membalas kebencianku padamu Aku temukan kau terbaring di ranjang kayu jati Rindu Buat Ayah Semasa kecil kami belum mengerti apa arti pengorbanan seorang ayah selalu berjuang demi kebutuhan anak mu tanpa mengenal waktu engkau rela di hina dan di maki demi anak-anak mu Ayah.. kini kami sadari betapa berartinya diri mu karena anak mu kini sudah menjadi seorang ayah Ayah.. saat detik kepergian mu menghembus nafas terakhir kami seperti tak percaya karena beberapa detik engkau telah pergi untuk selamanya Ayah.. maafkan anakmu ini yang belum mampu membahagiakan diri mu di waktu hidup dan tua mu Ayah.. betapa anak mu kehilangan dan selalu terbayang wajah mu serasa engkau masih bersama kami Ya As- sami.. Engkau maha mendengar perkenankan permohonan kami Ya Al-Ghafur.. ampuni dosa dan kesalahan ayah kami semasa hidup dan mati nya Ya Al-Maajid.. tempatkan ia pada kemuliaan Mu karena disisi Mu tempat kemuliaan kami Ayah.. kami anak-anak mu kini hanya dapat mendo’akan mu semoga engkau tenang di sisi Nya Maafkan aku ayah , terima kasih ayah ayah . kau ajarkan untuk tegar jalani hidup ini kau ajarkan aku tuk selalu sabar kau ajarkan aku tuk menghargai apa yg kita miliki saat ini ayaah . aku tahu hidupku tak sesulit yg kau rasakan . aku tahu cobaanmu lebih berat dari yg kurasakan . aku tahu rasa sayangmu lebih besar dibandingkan yg kurasakan. ayah . sejak kau pergi . hidup ini terlalu hampa . tak bermakna . ayah . dulu saat aku merengek minta boneka . kau selalu bilang , “kapan kapan saja , ayah belikan” aku selalu marah , tapi ternyata semua yang ayah lakukan , hanya demi aku , agar aku tak menjadi anak manja. dan menyusahkan 🙁 aku tahu ayah lakukan semua itu . agar aku menjadi anak yang dewasa . aku menyadari semua itu saat kau tlah jauh dari ku disana Ayah Begitu Sempurna Ayah kau begitu sempurna kau adalah hembusan nafasku kau adalah peyemangat hidupku ayah.. kau yang selalu ada di setiap kesedihan, dan bahagianya hidupku maaf ayah samapai saat ini aku belum membahagiakan mu ayah mungkin dengan belajar dengan sunguh-sunguh aku dapat membahagianmu terimakasih ayah tanpamu aku tidak berguna di kehidupan ku ini 🙂 Ayahku Hidupku Ayah….. kau penguat hatiku menjadikanku wanita yang tegar wanita yang sabar wanita yang pantang menyerah Ayah…. sepi saat kau jauh kau begitu hebat tak ada yang bisa sepertimu ataupun menggantikan posisimu Ayah…. aku begitu menyayangimu keringatmu menjadi inspirasiku tawamu yang slalu aku rindu sedihmu adalah deritaku Ayah…. dimanapun engkau doaku slalu bersamamu tangisku menjadi sumpahku bahwa,apapun yang terjadi ku kan slalu menjagamu Merindumu Tersenyumlah waktu kau mengingatku karena waktu itu ku benar-benar merindukanmu.. menangislah waktu kau merindukanku karena waktu itu ku tak berada disampingmu.. tersenyumlah waktu kau mengingat kenangan termanis kita karena waktu itu ku tak lagi bersamamu.. Lihatlah bintang-bintang yang bertaburan dilangit biru tataplah bulan yang bersinar terang.. karena disana tersedia cintaku yang selamanya menantimu lihatlah rintik-rintik hujan dan tataplah daun-daun yang berguguran karena disana adalah simbol rinduku padamu.. Kasih.. meskipun kita jauh, namun, ku tak dapat melupakanmu karena engkaulah cintaku,sayangku,dan rinduku, termasuk hidup dan matiku.. aku tak barangkali terbang mencari cinta yang lain karena dihatiku ini hanya tercantum nama mu.. Walau kita terpisahkan oleh jarak dan waktu namun, tak kan mengubah rasa sayangku ini padamu ku ingin kau kan menungguku disana.. ku ingin kau kan setia dengan cintaku ini.. ku titipkan hatiku ini padamu, sehingga kau selamanya menjaganya ku ingin kau tak kan melukai hatiku ini.. Malam ini begitu sepi tanpa senyumanmu kasih.. ku tatap sang rembulan yang indah, ku titip pesan padanya wahai rembulan, sampaikanlah rinduku padanya aku tak mau kehilangannya,aku sungguh menyayanginya disini selamanya tersedia doaku hanya untukmu kasih.. Rindu Ingin Bertemu Sayang…………… semenjak kau pergi hidup ku mulai sunyi sampai kapankah kita kan berjauhan sperti ini ku igin kita seprti pernah lagi selalu bersama,suka maupun duka Tiap waktu ku selamanya merindukan mu dambakan hadirmu selamanya di segi ku selalu ku ingat waktu kita dahulu bersama Kini ku benar-benar merindukan hadirmu canda dan tawa mu yang mampu buat ku ceria itu akankah kita mampu dengan lagi hengki kembalilah ke sini ku rindukan belaian kasih sayangmu di sini Rindu Ketika….. Rindu sudah menjelma disebuah hati Identitas tak dapat lagi terkenali Tak acuhkan gemuruh angin yang menyapa tak acuhkan desir pasir yang mengejar Jika kerinduan sudah tertanam dilubuk hati Semua tak tersedia artinya. Hanya pertemuan dengan Sang Habibi Qolbi Yang dapat merubah segalanya Merubah kegetiran dalam jiwa menjadi sebuah bunga yang merekah. Disuatu bintang saya menunggumu Tuk menemuiku tuntaskan Rindu…. Kerinduanku Berjalan dalam kegelapan hidup ku tanpa sebuah cahaya yang menerangi… mata ku tak mampu melihat indah nya sebuah cinta buta sebab diri mu,yang kini berada salah satu sayup-sayup angin Wajah mu kini hanya sebuah uraian dalam benak ku tak nyata dan tak mampu lgi saya sentuh….. senyuman mu,kini menjadi sebuah suka untuk ku… kebahagiaan yang tak nyata bagi ku… Hati ku kini tertingal oleh waktu yang tak henti henti nya berlalu…. menggenggam sejuta kerinduan yang dalam…. memendam cinta yang kelam…. Walupun kini hanya tinggal sebuah cereita,namun saya selamanya percaya suatu saat,dirimu dapat datang dalam detik-detik waktu di hidup ku…. karna hati ku,hanya mampu mencintai dan merindukan kamu dan hnya kamu dlam hati ku…. Rinduku Mungkin cuma mega, yang dapat mengantarku segera. kepada langit, kusampaikan setumpuk rindu ini, kepada matahari, kutitipkan seribu lembar kalimat indah ini untukmu. yah….untukmu. Mungkin gelora ini udah lama berkelana, dan udah lama pula kemauan ini terpenjara. Pada cakrawala senja pernah kutanyakan kabarmu. pada pekat jendela malam pernah jua kukorek ceritamu. Disini, disepenggal cerita langit ku bersenandung. tentang bintang, tentang terang, tentang kecupan, tentang rangkulan. Adakah kau pun disana rindu,dinda? padaku? pada kelana, pada perjalanan, pada debu-debu. Adakah kau inginkanku,dinda? pada tanah yang kupijak, pada langit bernaung. kusampaikan rindu teramat sangatku, padamu. Rindu Rindu…. Bagai mendung tanpa hujan Bagai pelangi tanpa warna Bagai taman tanpa bunga Demikianlah hidupku tanpamu Ingatkah engkau bakal rintik hujan ini? Ingatkah engkau bakal merdu nyanyian burung? Ingatkah engkau sengatan lebah di tangan ini? Dan ingatkah engkau bakal masa kami dulu? Sungguh bak sayur tanpa garam Hidupku hambar tanpamu Ini rinduku untukmu Rindu yang menerjang bak ombak ditepi laut Rindu yang tetap menghendaki mengejar kamu Tapi, entah di mana sekarang engkau berada Rasa ini bisa saja bakal abadi di hati Tak bakal hilang tersapu debu Tak bakal goyah di goncang bumi Tak bakal pergi , cuma untukmu kupertahankan Rinduku tetap cintaku Bukan Dulu Lagi Indah mulai benci misalnya ku ingat ingin ku lagi duniaku dulu ku perbaiki waktu musnah semua menghilang jauh Kamu mesti tau… entah pernah , lusa , kini dan seterusnya rasaku itu tetap sama aku tetap sayang mirip kamu Aku sebetulnya tercipta bukan bersama kesempurnaan sadarlah wahai kasih .. percayalah aku jauh dari yang kamu cintai karna itu jauh pula cintaku untukmu Rinduku Rindu.. Rindu.. Rindu.. Rindu dihati ini Tersirat bayangan wajahmu Gelora asmaraku padam Aku rindu Terpikat bayangan wajahmu Sungguh tak mungkin Tuhan tolong aku Rindu ini terpenat dihatiku Menggoyah pikiran Memikat kekuatan Aku rindu.. Air mata bederai dipipiku Isak tangis bertabur rindu Kenanganku Masa laluku Aku menangis karena rindu Merindu Ku merindu mu Rindu yang menggelora Tiada hari tanpa memikirkan mu Tak pernah tersedia bosannya untuk mengingat mu Badaipun bakal ku terjal Asal ku dapat bersama bersama mu Hati dan jiwa terus berontak ingin bertemu Tak dapat ku menepis Bayang mu yang slalu terlintas di depan kata Dapatkah ku bertemu bersama mu ??? Sedang jarak dan selagi slalu memisahkan kita Akankah kami dapat bersatu dalam indahnya dunia ??? Sedang tembok yang tinggi menjulang menghalangi kita Hanya hati dan perasaan kita_lah yang dapat mempersatukan kami . Puisi Rindu Untuk Kenangan Dalam kehidupan manusia pastilah memiliki kenangan. Terkadang kenangan tersebut membuat kita rindu dan ingin untuk mengulangnya kembali. Namun apa daya, kenangan yang notabene sudah berlalu tentunya tidak dapat diulangi lagi. Oleh karena itu ketika kita rindu untuk mengulangi lagi kenangan, menulis puisi adalah cara yang tepat untuk melampiaskan kerinduan tersebut. Di bawah ini akan tersaji contoh puisi rindu pada saat kita ingin mengulang kembali kenangan yang telah lalu Di Sebuah Tanah Lapang Kedamaian dipersembahkan hidup Mempersilahkan siapa saja untuk menikmati jamuan itu Tertawa lepas, tanda tak ada duka cita Hidup memberikan dirinya secara Cuma-Cuma Aku tak pernah percaya bahwa bahagia menjadi hutang yang menjerat Rasa tenang, damai dan terkasihi Mereka semua menuntut cicilan terbayar seketika Disini, hidup memberikan aku mutiara sebesar gunung Disini, kau ambil dia kembali dalam perut bumi Aku kau tanam untuk selalu bisa melihat kegembiraanku Tangan dan kaki terjerat, dan mulut tertutup Sesekali terlihat engkau yang menyuruh aku berlari Aku merangkak bagaikan ulat Rumput dan debu kadang harus masuk ke dalam bola mataku yang kini menjadi pedih Jangan kau pikir kuit mulus ini utuh Sobek pun tidak akan pernah kau hiraukan Kau teriakkan selalu kata pisah di tempat pertemuan Agar aku tersiksa rindu kembali ke saat itu Dingin, Membeku Bersama Bayang Bangunan itu sekarang telah menjadi tua Sendiri menunggu kehancuran yang tak pernah bisa ia tahan Dinding rapuh mengancam setiap jiwa yang mencoba mendekat Rumput liar ia perintahkan tumbuh lebat Pepohonan besar dia minta menjadi angker Semua hewan melata diundangnya Perjamuan akan dimulai Pesta pora sedang berlangsung Dentingan gelas-gelas penuh rasa sengsara Disajikan semua kenangan agar habis tak tersisa Bangunan tua membiarkan waktu mempercepat kematian Aku tua, sendiri tanpa penghuni Suatu saat kau kenang aku tempat tercipta gelegar tawa Tempat anak-anak yang kini begitu angkuh kau besarkan Rindu Malam Jerit malam ini membangunkan singa didalam gundahku tak pasti tapi inilah nyatanya rasanya terkurung didalam jeruji besi yang digenggam jemarijemari hatimu yang membisikkanku tentang rindu disaat kau jatuhkan perasaanperasaan itu aku cuma memungutnya sambil menghirup wangi nafasmu yang masih membekas di jalanjalan yang kau lalui Aku Ingin Tahu Aku mendambakan kau tahu dalam ukiran wajahmu selalu terpancar pelangi bak cahaya surgawi dalam hatimu selalu terajut wewangi bagai aroma kasturi dan itulah yang memicu cinta berkembang di telaga hatiku ini Aku mendambakan kau tahu cintaku dan cintamu seperti batu yang sukar untuk dipecahkan seperti angin yang selalu berhembus di sela-sela jemari rindu seperti air yang mengalir dalam batas area dan waktu karena itulah aku mencintaimu dengan apa terdapatnya dirimu Pesan Rindu Malam menusuk hingga tulang rindu Menepis segala khawatir didalam ranting bulan Awan kelabu mengukir prima wajahmu Bintang menari-nari menyembuhkan pilu hatiku Kau lagi tumpah ruah didalam lambung kenangan Sadar dan kusadar kau cuma bayang penuh misteri Menerbangkan dedaunan gelisah didalam jalanjalan kerinduan ini Terasa layaknya samudera tanpa batas yang mengatasi kita Tetapi butiranbutiran rindu ini tercecer dan mengkristal di jalanjalan yang kulalui Saat ini rindu membisik dingin didalam gelapnya hari Kuharap malam menyampaikan pesan ini Sebelum kumembeku dan mati Hujan Hari ini Walau tumpahan detik udah lantas bersama dengan redah hujan, namun memoriku tak berhenti memikirkanmu… Kita berdua melawati jalan-jalan bersama hujan yang menaut pada busana yang kita kenakan Bukan gigil karena kuyup kusekarang, tetapi karena rindu yang mengulangi kenangan, Itulah sebermula cinta dikuatkan! Rindu Jemari Hati Dalam lamunan Aku melukis sepi Tiada deru Tetapi rindu selalu mendambakan bergemuruh… Aku cuma termangu membayangkan ronarona wajahmu menarinari didalam sepi Dan lagilagi Kau cuma jadi rindu di jemari hati… Rindu Perlukan Senja Disaat dedaun bertasbih langit memerah temaram aku terbaring berselimut debu beralas rerumput di hamparan senja Rindu begitu mengoyak tepin hatiku jantung sesekali bercuap resah tanpa detak siluet wajahmu teruntai pada gemawan awan terpautlah segala rindu dan kenangan Gemuruh nada pada tiap rumah Tuhan pertanda kuharus langsung berhenti menikmati sepi dan di sini aku merasakan makna rindu ialah bila sepi memberi salam dan kau jauh dariku, tetapi begitu dekat berasal dari ingatanku Semakin jadi kini rindu dipelukan senja memanjakanku jadi selaksa rindu pada keheningan Lukisan Rindu Malam terus menyerbakkan bau rindu pisau sunyi menikam kelam seketika aku pun terkena tikamnya Hinggaku tak kuasa membendung rinduku padamu yang tertumpah di sini Tumpahan rinduku terus membulir pada lantai kamar menguntaikan segala rasa dan memutar lagi tiap-tiap kenangan aku pun terus larung menikmati kerinduan Tanpa kusadari tumpahan rindu udah menguap dan dijadikan Tuhan tinta pada lukisan indah-Nya dengan hiasan bintang pada tepiannya mempercantik hasil lukisan yang menjadikannya penawar ialah wajahmu ya wajahmu yang udah Tuhan lukis di kanvas langit malam ini Menanti Rindu Peron jadi tempatku menanti rindu rindu pepada kenangan bersama yang udah lama tak kurasa memetik buah ketidaksabaranku dalam lamunan, tetapi sesaat senyum berlabuh terukir ketika memori terputar Aku mendambakan menulis semua kenangan ini sebelum jadi rindu dikemudian hari karena esok adalah misteri hari ini adalah kisah yang terguris dan kemarin adalah buah rerindu yang manis ketika hari ini atau esok kucicipi rasanya Sebuah Renungan Sepotong bulan masih menempel pada langit pagi Tanda alam udah membuka hari pada untaian baru Aku terhanyut oleh tiap alunan dedaun pada reranting yang sesekali meneteskan embun Seperti hidup yang ga ada pernah terbaca, Kadang tersedia tangis yang mesti menetes, tetapi dzikir mesti selalu terucap Terimakasih Tuhan udah mengirimnya pada hidupku karena tiap kenangan tentangnya adalah secangkir semangat pada diri untuk mengawali hari tanpa kata menyerah dan berhenti karena hidup adalah buah kebermaknaan yang berlangsung pada rutenya dan berakhir pada perhentiannya….*** Kamar Langit-langit bisu saja, padahal rinduku rasanya udah menembus hingga terlihat menemui tuannya kamar ini terhitung selalu saja persegi tak tersedia ubahnya, seperti rinduku yang tak ubahnya padamu kasur dan alasnya, gordeng dan gantungannya, setumpuk busana didalam lemarinya, tembok-coak dan di pada tepian tersedia yang sedikitsedikit kehilangan catnya semua diam saja, kusut terhitung didalam pikiranku, kusut terhitung kurasai didalam hatiku, tak tersedia yang berubah, tak tersedia yang bergerak, biar mereka hidup pun mereka takkan peduli karena cuma satu yang tak berhenti, hanya jarum jam pada jamnya dan pada dindingnya ya begitu terhitung aku, berasal dari kesemuanya hanya hati ini yang terus pada langkahnya, mencari dan kucari terhitung langkah membebaskan rindu Nelangsa Gelap alap kurasa, ternyana angin diamdiam berbisik “Di mana rinduan?” Jarum arlojiku berlangsung terhitung tanpa henti, tapi kemana jawaban ga ada bertemu Awan tudung di atasku, daundaun jatuh kuyu dibawanya terhitung kabar “Tak tersedia lagi rinduan!” Jarum Arlojiku terhitung tak peduli, selalu berjalan dan aku terhitung belum menemu nelangsalah nelangsalah nelangsalah sekemudian tersedia pekik hati, sepenuhnya ringis, sepenuhnya tangis, tanpa kusadari lagi, arlojiku tetap pada rutenya, tetap pada detaknya, berjalan hingga tersedia yang dilahirkan alam pagi pun membawa kenelangsaanku. Ingatlah Kamu yang disana Masih ingatkah kau denganku ? Aku yang pernah tersiram senyum Ingatkah ? Ingatkah kamu ? Kamu yang pernah bertutur Akan selamanya ada Digelap dan terangku Aku masih ingat Kamu yang menghapus hujan Yang deras mengalir dipipi Lalu kau rubah menjadi pelangi Ingatkah ? Kau hilang waktu ku tak ada Kau pergi … Hujan pun deras kembali Bayang Wajahmu Aku tengah memandangmu di bawah bulan 1/2 lingkaran membaca selaksa kilau di matamu menafsirkan sirat cinta. Maka kala kau memandangku aku tahu, kau bulan yang jatuh di wajahku kau yang selamanya di wajahku memelukku sarat rindu. Suara debar jantungmu menjadi petunjuk langkahku menelusuri jalur setapak di hatimu surga yang mengetukkan sendiri pintu untuk pulang kerinduanku Rindu Angin,,,, Wajah sang kekasih,,,, seketika menyemburat kerelung batin ini, memancarkan senyuman-senyuman yang terindah Menyematkan lambaian-lambaian manisnya seolah-olah tak jenuh mengundangku untuk menujunya,mendekatinya,membelainya lalu memeluknya erat-erat dan mempersembahkan sehelai kecupann hangat yang takkan pernah terlupakan dalam bundelan helai histori hidupnya,,, Dan,,,, Aku tak pernah mencari-cari alasan untuk membetulkan rasa sayang dan cinta ini padamu, bila seluruh itu yang sudah tergaris untuk kita berharapakan dapat kita lewati masa-masa perih dan lewati masa-masa bahagia aku dapat tetap menghendaki itu seluruh bersamamu Puisi Rindu Untuk Tuhan Sosok Tuhan yang kita sembah pun terkadang menjadi obyek kerinduan yang sangat mendalam. Dalam kerinduan terhadap Tuhan yang kita sembah, kita bisa mengungkapkannya melalui puisi seperti halnya contoh puisi rindu untuk Tuhan berikut ini Ratapan Aku besar, tanpa balasan Kau anugrahkan Kau biarkan semesta mengaminkan segala doa Ucapan tanpa pengharapan pun Kau buat menjadi nyata Mengijinkan langit memberi hujan tidak hanya sebatas kedamaian Rimba membuka diri memperbolehkan miliknya diperebutkan Penuh kasih kau sadarkan kemurkaan yang aku kerjakan Hari ini, esok dan seterusnya kau tegur aku secara halus Kepekaanku telah hilang Tuhan, Kebaikan yang kau anugerahkan menjadikan aku lalai Apakah ampunan masih akan Kau berikan Dekaplah aku penuh kasih agar tak tersesat lagi Aku terperdaya oleh jahatnya hati dan pikiran yang aku miliki Tersesat sedang petunjuk selalu Engkau berikan Rasa rindu tidak akan pernah hilang dengan berlalunya waktu. Mencari keberpihakan melalui puisi rindu adalah kekuatan untuk mampu berahan. Melawan putus asa tanpa harus menyayat kulit rindu yang ringkih. Itulah contoh-contoh puisi rindu yang dapat ditujukan untuk siapapun atau apapun. Betapapun rasa rindu itu memberikan penderitaan. Satu hal yang harus anda ingat bahwa kerinduan anda datang karena besarnya rasa cinta. Puisi Rindu